topmetro.news – PDI Perjuangan akhirnya memecat salah satu kader senior mereka, Effendi Muara Sakti Simbolon, dari keanggotaan. Ketika banyak kalangan heboh dan memperbincangkan pemecatan tersebut, Effendi Simbolon malah terkesan ‘adem ayem’ saja.
Setidaknya itu tampak dari respon Ketua Umum PSBI (Punguan Simbolon dohot Boruna se-Indonesia) itu, kepada wartawan media ini, yang mempertanyakan perihal pemecatan tersebut, Senin (2/12/2024).
Saat ditanyakan via chat WA, apa respon soal pemecatan dan apakah ada rencana bergabung ke partai lain, mantan Cagub Sumut itu hanya mengirimkan stiker dengan foto dirinya saat diberkati Paus Fransiskus. Lalu di bagian bawahnya ada tulisan, ‘Semoga Tuhan Berkati’.
Selanjutnya, tidak ada lagi jawaban lain, hingga berita ini tayang.
AD/ART
Sebelumnya, PDI Perjuangan mengumumkan pemecatan Effendi MS Simbolon dari keanggotaan, karena dianggap melanggar AD/ART partai berlambang banteng tersebut.
Namun kemudian alasan melanggar AD/ART tersebut menjadi terkesan kabur, ketika Juru Bicara PDI Perjuangan Aryo Seno Bagaskoro menyebutkan, salah satu alasan partai bersikap tegas adalah pertemuan Effendi dengan Presiden Jokowi, yang dianggap sebagai bentuk langkah politik yang tidak sejalan dengan rekomendasi partai.
Di mana menurut Seno, PDI Perjuangan menganggap pertemuan Effendi dengan Jokowi sebagai tindakan yang tidak dapat ditoleransi, bahkan dianggap sebagai bentuk kongkalikong. Oleh karena itu, partai langsung memutuskan untuk memecat Effendi.
Menurut Seno, apabila Effendi bertemu dengan tokoh politik lain selain Jokowi, partai masih mungkin mengambil langkah klarifikasi dan mediasi terlebih dahulu. Namun, pertemuan dengan Jokowi dianggap berbeda.
“Kalau dengan yang lain-lain, tentu partai masih akan melakukan suatu proses mediasi. Tetapi kalau bicaranya dengan Pak Jokowi, maka prinsipnya tegas, ini yang diambil oleh partai,” ujar Seno.
BACA JUGA | Kader Lama Makin Gerah, Tunggu Sikap Tegas PDI Perjuangan Terhadap Jokowi
Aneh
Pernyataan Seno ini yang kemudian dianggap aneh oleh pengamat politik di Medan, Raya Timbul Manurung alias Ratiman.
“Kalau demikian pernyataannya, berarti ini masalah sentimen pribadi dong. Ketemu Prabowo gak apa-apa walau membahas calon yang berbeda. Lalu ketemu Jokowi gak boleh. Ada apa…?” tanya Ratiman.
Lebih aneh lagi, lanjutnya, Effendi kemudian dipecat, sementara Jokowi belum jelas apa statusnya di PDI Perjuangan.
“Ini ibarat ada dua anak. Si Bungsu dilarang ketemu dengan si Sulung. Lalu si Bungsu tetap ketemu dengan si Sulung. Lalu si Bungsu dikeluarkan dari KK (kartu keluarga-red). Sementara ‘si biang keladi’ alias si Sulung tetap masuk KK. Aneh apa gak ini…?” tanyanya lagi sembari ‘ngakak’.
reporter | Jeremi Taran
